BEST OF ME
I was made the wrong way
won't you do me the right way
where you gonna be tonight
'cause I won't stay too long
maybe you're the light for me
when you talk to me it strikes me
won't somebody help me
'cause I don't feel too strong
Was it something that I said
was it something that I did
or the combination of both that did me wrong
You know I'm hoping you sing along
I know it's not your favorite song
don't wanna be there when there's nothing left to say
you know that some of us spin again
when you do, you need a friend
don't wanna be there when there's nothing left for me
and I hate to thought of finally being erased
baby that's the best of me
Everything's behind you
but the hope still stands beside you
living in every moment
have I wasted all your time
Was there something that I said
was there something that I did
or the combination I broke that did me have
You know I'm hoping you sing along
I know it's not your favorite song
don't wanna be there when there's nothing left to say
you know that some of us spin again
when you do, you need a friend
don't wanna be there when there's nothing left for me
and I hate to thought of finally being erased
baby that's the best of me
baby that's the best of me
You know I'm hoping you sing along
I know it's not your favorite song
don't wanna be there when there's nothing left to say
you know that some of us spin again
when you do, you need a friend
don't wanna be there when there's nothing left for me
and I hate to thought of finally being erased
baby that's the best of me
26 Feb 2010
9 Feb 2010
Pure Saturday
Pure Saturday... Band berbakat asal kota kembang Bandung. Resminya berdiri pada tahun 1994. Awalnya sih Pure Saturday (PS) terbentuk karena iseng-iseng saja. Mereka ngeband kalo lagi ngga ada kegiatan dan sekalian nunggu hasil UMPTN. Tempat kumpul dan latihan biasanya di rumah Suar, di gudang rumah. Gudang bekas pabrik gitar disulap jadi tempat latihan band dan proses pembuatan lagu-lagu.
Dari keisengan itu pula mereka mencoba membuat lagu dan ternyata satu sama lain menemukan kecocokan. Yah... iseng-iseng berhadiah lah... Lalu dibuatlah kesepakatan untuk ngeband secara serius dan mulai mencari kegiatan musik yang diselenggarakan di Bandung. Tapi waktu itu (tahun 1992) namanya masih Tambal Ban bukan Pure Saturday. Akhirnya nama "Tambal Ban" diganti, soalnya terlalu pasaran dan ngga jelas artinya. Apalagi mau ikutan Festival Musik Unplugged (Tahun 1994), harus punya nama yang keren dong.
Akhirnya terpilihlah nama "Pure Saturday" yang tercetus secara spontan. Nama ini diambil karena hari Sabtu merupakan hari latihan, sejak pagi hingga menjelang subuh. Jadi maksudnya hari Sabtu itu benar-benar merupakan hari kerja buat mereka. Disamping itu, untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak PS yang saat itu masih pada jomblo, maka dari pada bengong berhayal yang tidak-tidak mendingan ngeband. Begitulah motto hidup mereka.
Tahun yang sama Pure Saturday berhasil menjuarai festival musik unplugged se-Jawa dan DKI dengan lagu yang mereka ciptakan sendiri Enough. Di festival ini PS mendapat Juara Pertama kategori Umum. Wah... keren... Sejak saat itu PS jadi semakin sering bikin lagu. Karena kemenangan tersebut, Pure Saturday semakin terkenal dan dikenal terutama oleh para barudak musik Bandung. Hampir setiap acara yang digelar di Bandung selalu mengundang PS. Yah... istilahnya tiada PS, tiada bazar dan acara. Nampaknya PS merupakan sesajen yang ampuh untuk memelet para penonton. Tidak hanya turun naik panggung, tapi PS juga sering keluar masuk stasiun radio di Bandung.
Ketenaran PS ini membuat Ambari (ini nama orang lho!) berminat membuatkan PS album lewat jalur indie label. Pada saat itu manajer Pure Saturday adalah adiknya Yuki yang tidak lain dan tidak bukan adalah vokalis PAS. Nah... PAS ini mempunyai seorang manajer yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ambari. Antara manajer PS dan PAS ternyata terjalin hubungan yang baik... yah... sedikit nepotisme gpp lah... Kesepakatan pun dibuat sambil mencari orang yang mau memodali biaya produksi. Akhirnya ada juga seorang teman yang baik yang mau membiayai.
Percaya diri mulai tumbuh dan berkembang dan bersemi pada tubuh PS dan mulai membuat komposisi-komposisi musik yang akhirnya cukup kuat untuk sebuah album perdana. Akhirnya Pure Saturday mencoba hadir di blantika musik Indonesia. Mereka banyak mendapat pengaruh dari grup-grup asal Inggris seperti The Cure, Ride, My Bloody Valentine, Wonder Stuff dan lain-lain.
Album perdana PS ini digarap secara independen dan dipasarkan secara mail order lewat sebuah majalah remaja di Jakarta. Pada saat itu PS membuat 5.000 kopi saja. Beberapa bulan setelah album tersebut muncul, ada produser rekaman yang melirik mereka dan akhirnya mereka pun membuat kontrak dengan Ceepee Production. Lagu-lagu pada album pertama itu adalah Silence, Kosong, a song, Desire, Simple, Enough, Open Wide dan Coklat. Lagu Kosong kemudian dipilih untuk dibuatkan videoklipnya.
Album yang berisi delapan lagu ini ternyata mendapat sambutan yang bagus, karena dinilai lagu-lagu PS masih fresh, dan tidak mengikuti trend musik saat itu. PS datang dengan warna yang lain, maksudnya diantara musik-musik keras yang saat itu sedang naik, PS malah menyuguhkan musik yang slow tapi gahar. Mungkin seperti slogan acara Resurrection... "Awake against mainstream and proud of it". Yah begitulah kira-kira. Boleh dibilang album mereka laku keras. Saat masih diedarkan sendiri 700 kopi yang terjual. Sedangkan melalui distribusi Ceepee Production terjual sebanyak 2000 kopi. PS sangat mensyukuri anugerah ini meskipun banyak yang menilai musik mereka sangat berbeda. ''Berarti kita sudah diakui dan keinginan kita agar berbeda dari yang lain terwujud,'' seru Ade.
Kegiatan bermusik membuat urusan akademis (sekolah) mereka terbengkalai. Akhirnya, mereka mencoba untuk membenahi urusan akademis terlebih dahulu. Hal itu malah membuat mereka tidak bisa berkumpul dan membuat lagu. Di kondisi waktu yang terbatas mereka mencoba lagi untuk membuat komposisi-komposisi yang akhirnya selesai, kemudian masuk studio rekaman dan selesai awal 1999. Untuk album kedua mereka dikontrak oleh PT. Aquarius Musikindo. Album kedua ini diberi judul "Utopia".
Menapaki jalur indie bagi mereka merupakan satu strategi, selain agar dikenal publik lebih luas juga agar mereka tidak dipermainkan produser jika menempuh jalur major label. ''Kalau kita sudah mengeluarkan album indie, produser tidak bisa seenaknya lagi menyuruh kita ganti warna musik, karena sebelumnya kita sudah punya fans sendiri,'' papar Udhie.
Pure Saturday sempat vakum sebelum pada akhirnya Suar mengundurkan diri pada tahun 2004. Posisi Suar kemudian digantikan oleh sang manajer, iyo. Pada Maret 2005, PS kembali hadir dengan album ketiganya yang berjudul "ELORA". Kehadiran PS kali ini dengan formasi barunya dan dengan membawa label baru, Fast Forward Records.
Dari keisengan itu pula mereka mencoba membuat lagu dan ternyata satu sama lain menemukan kecocokan. Yah... iseng-iseng berhadiah lah... Lalu dibuatlah kesepakatan untuk ngeband secara serius dan mulai mencari kegiatan musik yang diselenggarakan di Bandung. Tapi waktu itu (tahun 1992) namanya masih Tambal Ban bukan Pure Saturday. Akhirnya nama "Tambal Ban" diganti, soalnya terlalu pasaran dan ngga jelas artinya. Apalagi mau ikutan Festival Musik Unplugged (Tahun 1994), harus punya nama yang keren dong.
Akhirnya terpilihlah nama "Pure Saturday" yang tercetus secara spontan. Nama ini diambil karena hari Sabtu merupakan hari latihan, sejak pagi hingga menjelang subuh. Jadi maksudnya hari Sabtu itu benar-benar merupakan hari kerja buat mereka. Disamping itu, untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak PS yang saat itu masih pada jomblo, maka dari pada bengong berhayal yang tidak-tidak mendingan ngeband. Begitulah motto hidup mereka.
Tahun yang sama Pure Saturday berhasil menjuarai festival musik unplugged se-Jawa dan DKI dengan lagu yang mereka ciptakan sendiri Enough. Di festival ini PS mendapat Juara Pertama kategori Umum. Wah... keren... Sejak saat itu PS jadi semakin sering bikin lagu. Karena kemenangan tersebut, Pure Saturday semakin terkenal dan dikenal terutama oleh para barudak musik Bandung. Hampir setiap acara yang digelar di Bandung selalu mengundang PS. Yah... istilahnya tiada PS, tiada bazar dan acara. Nampaknya PS merupakan sesajen yang ampuh untuk memelet para penonton. Tidak hanya turun naik panggung, tapi PS juga sering keluar masuk stasiun radio di Bandung.
Ketenaran PS ini membuat Ambari (ini nama orang lho!) berminat membuatkan PS album lewat jalur indie label. Pada saat itu manajer Pure Saturday adalah adiknya Yuki yang tidak lain dan tidak bukan adalah vokalis PAS. Nah... PAS ini mempunyai seorang manajer yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ambari. Antara manajer PS dan PAS ternyata terjalin hubungan yang baik... yah... sedikit nepotisme gpp lah... Kesepakatan pun dibuat sambil mencari orang yang mau memodali biaya produksi. Akhirnya ada juga seorang teman yang baik yang mau membiayai.
Percaya diri mulai tumbuh dan berkembang dan bersemi pada tubuh PS dan mulai membuat komposisi-komposisi musik yang akhirnya cukup kuat untuk sebuah album perdana. Akhirnya Pure Saturday mencoba hadir di blantika musik Indonesia. Mereka banyak mendapat pengaruh dari grup-grup asal Inggris seperti The Cure, Ride, My Bloody Valentine, Wonder Stuff dan lain-lain.
Album perdana PS ini digarap secara independen dan dipasarkan secara mail order lewat sebuah majalah remaja di Jakarta. Pada saat itu PS membuat 5.000 kopi saja. Beberapa bulan setelah album tersebut muncul, ada produser rekaman yang melirik mereka dan akhirnya mereka pun membuat kontrak dengan Ceepee Production. Lagu-lagu pada album pertama itu adalah Silence, Kosong, a song, Desire, Simple, Enough, Open Wide dan Coklat. Lagu Kosong kemudian dipilih untuk dibuatkan videoklipnya.
Album yang berisi delapan lagu ini ternyata mendapat sambutan yang bagus, karena dinilai lagu-lagu PS masih fresh, dan tidak mengikuti trend musik saat itu. PS datang dengan warna yang lain, maksudnya diantara musik-musik keras yang saat itu sedang naik, PS malah menyuguhkan musik yang slow tapi gahar. Mungkin seperti slogan acara Resurrection... "Awake against mainstream and proud of it". Yah begitulah kira-kira. Boleh dibilang album mereka laku keras. Saat masih diedarkan sendiri 700 kopi yang terjual. Sedangkan melalui distribusi Ceepee Production terjual sebanyak 2000 kopi. PS sangat mensyukuri anugerah ini meskipun banyak yang menilai musik mereka sangat berbeda. ''Berarti kita sudah diakui dan keinginan kita agar berbeda dari yang lain terwujud,'' seru Ade.
Kegiatan bermusik membuat urusan akademis (sekolah) mereka terbengkalai. Akhirnya, mereka mencoba untuk membenahi urusan akademis terlebih dahulu. Hal itu malah membuat mereka tidak bisa berkumpul dan membuat lagu. Di kondisi waktu yang terbatas mereka mencoba lagi untuk membuat komposisi-komposisi yang akhirnya selesai, kemudian masuk studio rekaman dan selesai awal 1999. Untuk album kedua mereka dikontrak oleh PT. Aquarius Musikindo. Album kedua ini diberi judul "Utopia".
Menapaki jalur indie bagi mereka merupakan satu strategi, selain agar dikenal publik lebih luas juga agar mereka tidak dipermainkan produser jika menempuh jalur major label. ''Kalau kita sudah mengeluarkan album indie, produser tidak bisa seenaknya lagi menyuruh kita ganti warna musik, karena sebelumnya kita sudah punya fans sendiri,'' papar Udhie.
Pure Saturday sempat vakum sebelum pada akhirnya Suar mengundurkan diri pada tahun 2004. Posisi Suar kemudian digantikan oleh sang manajer, iyo. Pada Maret 2005, PS kembali hadir dengan album ketiganya yang berjudul "ELORA". Kehadiran PS kali ini dengan formasi barunya dan dengan membawa label baru, Fast Forward Records.
ShoegazE
Shoegaze dapat dikatakan sebagai 'style' atau gaya bermusik alternative, yang pada awalnya populer pada era akhir 1980s di Inggris Selatan atau Southern England tepatnya. Tercetusnya nama shoegaze sendiri, awalnya hanyalah sebuah 'kecelakaan' dimana pada saat itu Andy Ross, founder dari Food Records yang menaungi band seperti Lush dan Moose saat itu mendeskripsikan ekspresi para member dari bandnya, yang dimana pada saat setiap kali perform, mereka sangat terkonsentrasi dengan efek pedal gitar mereka dan selalu menunduk ke arah bawah (ke arah pedal efek) pada saat perform. Akhirnya terciptalah term Shoegaze yang berarti 'menunduk ke sepatu'. Shoegaze sendiri memiliki ciri khas dan karakter, dimana dalam musiknya terdapat efek gitar berlayer yang noisy, volume dan tone vokal yang subduksi dan cenderung gloomy serta hampa. Ciri khas shoegaze pun ditambah dengan tidak adanya dominasi lead gitar ("lead-guitarlessness"), dan band shoegaze biasanya kerap memasukkan unsur drum machine dalam pattern drum-drum mereka, namun tidak sedikit juga yang memasukkan unsur live drumming atau keduanya seperti Chapterhouse (yang kadang menggunakan sample juga), Pale Saints, dan Lush era Chris Acland yang menggunakan live drumming. Oleh karena itulah karakter musik shoegaze cenderung self-depreciating dan introspektif. Sounds gitar dalam shoegaze lebih didominasi riff-riff rhythm yang dimana sangat kaya unsur noise dan efek 'fuzzbox' a la wall of soundsnya Phil Spector. Shoegaze kerap juga disebut sebagai 'ambient' atau 'dream pop', 'ethereal' juga 'blisspop'. Namun pengaruh goth pun cukup mempengaruhi shoegaze sebagaimana digambarkan dalam Cocteau Twins, Dead Can Dance, atau Everything But A Girl. Bahkan triphop pun cukup mempengaruhi shoegaze akibat gerakan Post Movement Shoegaze yang dimana ketika dedengkot-dedengkot pionir shoegaze hijrah ke post-rock dan triphop seperti Mono dan Portishead, Mark Gardener dan Loz Colbert dari Ride merilis album The Animalhouse, dan kemudian pecahan Slowdive menjadi alternative country dengan Mojave3nya. Kedengarannya rancu memang. Berkembangnya scene shoegaze pun menuju sampai titik dimana saat itu shoegaze disebut sebagai The Scene That Celebrates Itself pada awal 1990 yang menjadi term dalam menggambarkan scene shoegaze saat itu, antara London dan Thames Valley area. Creation Records (My Bloody Valentine, Ride, Slowdive) dan 4AD records (Lush, Pale Saints) termasuk records yang turut mendukung eksistensi 'term' tersebut yang mengawali siklus awal perkembangan shoegaze. Post movement shoegaze (nugaze) terbentuk kemudian setelah muncul adanya band-band baru atau upcoming bands yang mengusung sounds yang variatif namun masih berasal dari roots yang sama seperti Sigur Ros, Black Rebel Motorcycle Club (album pertamanya), The Radio Dept., Asubi Seksu, Robin Guthrie, Mazzy Star, Autolux, M83, Experimental Aircraft and Engineers, The Raveonettes (yang soundsnya mirip dengan Jesus and Marychain banget, walaupun mereka sendiri tidak mengklaim sebagai band shoegaze (bisa dilihat dari cover depan album mereka kog) dan sebagainya. Band-band nugaze terkadang mayoritas lebih sedikit memasukkan unsur vokal, dan lebih banyak memasukkan instrumen saja sebagai musiknya. Scene shoegaze sendiri pun bahkan semakin tersupport dengan adanya klub-klub scenester seperti Club Violaine di LA dan Club AC30 (www.clubac30.com) yang dimana setiap sabtu atau setiap minggu ketiga setiap bulannya, Club Violane mengadakan gigs yang diisi dengan band shoegaze dan ethereal. Club Violaine (www.myspace.com/clubviolaine) sendiri sudah berjalan selama 5 tahun. | |
Langganan:
Postingan (Atom)