26 Jan 2010

Lalat Penidur...

Tsetse adalah lalat berukuran cukup besar dan berasal dari Afrika yang hidup dengan cara mengisap darah dari binatang bertulang belakang (vertebrata). Tsetse meliputi seluruh lalat dari genus Glossina dari famili Glossinidae. Tsetse telah lama diteliti oleh ilmuwan karena mereka merupakan parantara biologis dari trypanosomi Afrika yang mengakibatkan penyakit yang mematikan termasuk sleeping sickness pada manusia dan nagana pada ternak.
Tsetse berpenampakan mirip lalat rumah tapi bisa dibedakan dari karakter anatomi mereka. Tsetse melipat sayap sepenuhnya pada saat tidak terbang sehingga sayap yang satu tertumpuk di atas sayap lain menutupi perut mereka. Tsetse telah hidup selama 34 miliar tahun! Fosilnya yang tertua ditemukan di Colorado. Jadi Tsetse ini bisa disebut sebagai Rajanya bangsa lalat.
Trypanosomiasis Gambia adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense. Penyakit ini disebut juga West African Trypanosomiasis atau West African Sleeping Sickness.
Parasit ini pertama sekali ditemukan oleh Forde, pada tahun 1901, melalui pemeriksaan darah dari seorang pasien di Gambia, Afrika barat. Castellani (1903) juga menemukan parasit jenis yang sama pada pemeriksaan cairan serebrospinal pada pasien yang berbeda, dan oleh Dutton (1902) parasit tersebut diberi nama Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma gambiense merupakan protozoa berflagella yang hidup dalam darah (Haemoflagellates) dan dikelompokkan dalam family Trypanosomidae.
Lalat tsetse, jantan dan betina, bertindak sebagai penyebab pambawa parasit ini, terutama Glossina palpalis. Lalat ini banyak terdapat di sepanjang tepi-tepi sungai yang mengalir di bagian barat dan tengah Afrika. Lalat ini mempunyai jangkauan terbang sampai mencapai 3 mil.
Selain manusia, binatang peliharaan seperti babi, kambing dan sapi serta binatang liar dapat menjadi pengantar bagi parasit ini. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau dari manusia ke manusia. Mobilitas penduduk dunia saat ini sangatlah memungkinkan untuk penyebaran parasit ini ke berbagai wilayah dunia.
Gejala-gejala yang ditemukan untuk penyakit ini yaitu pada tempat gigitan lalat tse tse. Gejala lain yang ditemukan adalah demam, sakit kepala yang amat sangat, insomnia, pembengkakan kelenjar limfe tanpa disertai rasa sakit, dan berat badan menurun.
Secara umum Trypanosomidae mempunyai 4 bentuk (morfologi) yang berbeda, yaitu :
1. Bentuk Amastigot (Leismanial form)
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta tidak mempunyai flagela. Bersifat intraseluler. Besarnya 2-3 mikron.
2. Bentuk Promastigot (Leptomonas form)
Bentuk memanjang mempunyai satu inti di tengah dan satu flagela panjang yang keluar dari bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas, belum mempunyai membran bergelombang, ukurannya 15 mikron.
3. Bentuk Epimastigot (Critidial form)
Bentuknya memanjang dengan kinetoplas di depan inti yang letaknya di tengah mempunyai membran bergelombang pendek yang menghubungkan flagela dengan tubuh parasit, ukurannya 15-25 mikron.
4. Bentuk Tripomastigot (Trypanosome form)
Bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti di tengah, kinetoplas dekat ujung posterior, flagela membentuk dua sampai empat kurva membran bergelombang, ukurannya 20-30 mikron.
Pada stadium akhir, di dalam darah penderita, Trypomastigot memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yaitu :
*
Bentuk panjang dan langsing, memiliki flagella
*
Bentuk pendek dan lebih gemuk, sebagian tidak berflagela.
Bentuk intermediet dengan inti terkadang ditemukan di posterior. Trypanosoma gambiense mengalami perubahan bentuk morfologi selama siklus hidupnya. Pleomorfik trypanosoma, yang merupakan bentuk infektif, akan terhisap bersama darah , saat lalat tsetse menggigit penderita. Parasit akan masuk ke dalam saluran pencernaan korban dan mengalami beberapa kali perubahan bentuk dan multiflikasi. Dalam waktu 3 minggu, parasit akan berubah menjadi bentuk Epimastigot. Bentuk Epimastigot juga mengalami perubahan menjadi bentuk metacyclic form dan memenuhi kelenjar air liur lalat. Metacyclic form merupakan bentuk infektif pada vektor dan siap untuk ditularkan ke korban selanjutnya. Waktu yang diperlukan parasit ini untuk berkembang menjadi bentuk infektif dalam tubuh vektor adalah 20-30 hari. Lalat yang mengandung bentuk infektif ini akan tetap infektif seumur hidupnya. Lalat tsetse menggigit manusia / hewan vertebrata biasanya pada siang hari.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Upafilum: Hexapoda
Kelas: Insecta
Upakelas: Pterygota
Infrakelas: Neoptera
Superordo: Endopterygota
Ordo: Diptera
Upaordo: Brachycera
Upaseksi: Calyptratae
Superfamili: Hippoboscoidea
Famili: Glossinidae
Theobald, 1903
Genus: Glossina
Wiedemann, 1830








Dua negara lagi, Ghana dan Kenya, bergabung dengan Uganda untuk menggunakan semprotan udara dalam upaya penghapusan lalat tsetse dan "trypanosomiasis" di benua tersebut, kata seorang pejabat di Kampala, Selasa.


"Kenya, Uganda dan Ghana akan segera memulai penyemprotan udara lalat tsetse. Negara lain yang terinfeksi tsetse di sub-Sahara Afrika akan menelusuri jalur yang sama," kata John Kabayo, Koordinator Aksi Penghapusan Trypanosomiasis dan Tsetse Pan Afrika di Komisi AU.
    
Kabayo mengatakan penyemprotan udara lebih efektif dan lebih murah dalam menghapuskan lalat tsetse, yang bertanggung jawab atas penyebaran "sleeping sickness" pada manusia dan "nagana" pada hewan ternak dibandingkan dengan perangkap dan metode lain.


"Sleeping sickness" adalah wabah ensefalitis yang terjadi antara 1915 dan 1926 menimbulkan gejala kelumpuhan pada otot mata ekstrim dan kelemahan otot.


Uganda satu pekan sebelumnya mengumumkan akan mulai penyemprotan udara guna mencegah penyebaran penyakit tidur di negeri itu tahun ini.
    
Lalat tsetse menularkan "trypanosomiasis" melalui gigitan, yang mengakibatkan "sleeping sickness" dan "nagana".


Sewaktu memberi sambutan di hadapan peserta yang menghadiri konferensi pengendalian dan dewan ilmiah internasional bagi penelitian "trypanosomiasis" di Kampala, Kabayo mengatakan Botswana, Tanzania dan Namibia, yang menggunakan metode itu, telah dinyatakan bebas lalat tsetse.
     
Presiden Uganda Yoweri Museveni pada Senin mendesak semua ahli yang bertemu di Kampala untuk membahas cara efektif menghapuskan lalat tsetse dan "sleeping sickness" dan "nagana", yang ia katakan menghentikan prestasi Afrika untuk mewujudkan Sasaran Pembangunan Milenium.
    
Kabayo mengungkapkan bahwa enam negara Afrika, Ghana, Ethiopia, Uganda, Ghana, Burkina Faso dan Mali telah menerima 70 juta dolar AS dalam bentuk pinjaman lunak dari Bank Pembangunan Afrika bagi penghapusan lalat tsetse dan "trypanosomiasis".
    
Para kepala negara Afrika dan pemerintah dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan di Lome, Togo, pada 2000 mengambil keputusan bersejarah guna menghapuskan lalat tsetse dan "trypanosomiasis" dari benua Afrika.










1 komentar: